Forum Cendekia

Komite : Dilema Man...
 
Notifications
Clear all

Komite : Dilema Manja dan Kendala

21 Posts
3 Users
2 Reactions
735 Views
Posts: 0
 hayo
(@hayo)
New Member
Joined: 1 detik ago

untuk perbaikan nilai kenapa ya diprotes?? kan ini sekolah terbaik bukannya wajar wajar aja tingkat soalnya menjadi sulit lebih dari sekolah pada umumnya? bukannya klo nilainya butuh perbaikan berarti kualitas siswa yang belum memumpuni? kalo soalnya mau yang mudah-mudah saja agar siswa tidak ada yang perbaikan... yah... kualitas siswa tidak berkembang dong?? 😊 

Reply
Posts: 0
(@awokawoka)
New Member
Joined: 1 detik ago
Reply
Posts: 0
 Fed
(@Fed)
New Member
Joined: 1 detik ago

Kalo emang siswa/i sehebat yang disampaikan (katanya rata-rata iq-nya kan 120 tuh) , masalah internal harusnya bisa diselesaikan secara internal juga. Lantas, BPH nya kemana sampe harus ngadu ke orang tua? padahal yang berkutat sehari-hari kan anak-anaknya sendiri, jadi yang paling ngerti juga harusnya orang orang sekitar nya dong 🤗

 

saran aja nih:
Adain tutor sebaya
Ajak ngobrol anak-anak yang stress
Sumatif maksimal itu 3x sehari, kalo misalnya ada mapel lain yang nabrak bisa di nego dulu sama gurunya

Reply
Posts: 1
(@Wakil Rakyat)
New Member
Joined: 3 bulan ago

[Izin serius, teman-teman semua. Komentar ini tidak ditujukan untuk menyudutkan siapapun. Penulis hanya ingin membuka mata semua civitas.]

 

"'Semangat inovasi' sering kali muncul dari temperamen egois dan pandangan terbatas. Orang-orang tidak akan peduli pada generasi mendatang jika mereka tidak menghargai generasi pendahulu."

-Edmund Burke 

 

Pengantar bagi teman-teman yang mungkin belum paham benar keadaan dan permasalahan yang kita diskusikan kali ini. Semenjak "Komite Transformasi" (ya, itu nama kabinet komite masa jabatan 2024-2026) diberikan amanat untuk mengambil kursi kemudi komite, sudah ada beberapa aksi dan program yang dijalankan. Some of them were good. Pembangunan poli, pemasangan wifi, dan pembetulan RKB. infrastruktur jaya pokoknya. 

 

But was it really that good? Ada satu catatan yang mungkin cukup disembunyikan. Pemindahan tugas tenaga kerja poliklinik sebelum renovasi. Mengapa dipindahkan? Dipindah ke mana? Komite mencatat bahwa kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kerja ini kurang. Mereka dipindahkan ke tempat lain, walau masih di IC. ada yang di keasramaan, ada yang di perpustakaan, dan lain-lain. Wah, bayangkan, mereka cukup kuat untuk memindah tugaskan tenaga kerja senior yang sebenernya relevan relevan saja dengan tugas mereka awalnya. Toh, tidak ada yang sakit kritis sebelumnya. Penanganannya oke juga. Kalaupun ada catatan, bukannya seharusnya di evaluasi terlebih dahulu? di mana manner dan attitude nya jika langsung memberikan intervensi tanpa berhati-hati? 

 

Intervensi-intervensi inilah yang sebenarnya menimbulkan kegundahan. Intervensi yang dilakukan dengan gegabah dan semena-mena. Seakan-akan mereka memiliki kekuasaan absolut yang diakui. Padahal secara hierarki, mereka hanya bisa merekomendasikan, bukan memaksa. Mereka bergerak seakaan sedang memainkan marionette di tangannya. 

 

Belum hilang stigma dan pandangan "Pemain Boneka" tersebut di mata orang-orang, intervensi kembali di berikan akhir-akhir ini, dan tak kalah pula meresahkannya dengan yang dulu-dulu. Kali ini mereka "memberikan rekomendasi" mengenai nilai. 

 

Rekomendasi ini diawali oleh menurunnya nilai A30 dan beberapa dari anak-anak A30 mengeluh kepada orang tua karena sumatif yang diberikan sangat sulit, sehingga banyak yang status sumatifnya mengalami remedial. Penulis sebenarnya tidak mempermasalahkan keluhan A30 kepada orang tuanya. Wajar saja jika merasa lelah karena remedial. Yang jadi permasalahan adalah ketika keluhan ini diladeni. Seharusnya sebagai orang tua dan komite mereka paham bahwa tren remedial ini menjadi tanda bahwa soal-soal yang diberikan para guru benar-benar soal yang berkualitas. Mereka seharusnya senang karena masih banyak ruang untuk berkembang bagi anak-anak mereka. Namun, mereka malah mempertanyakan metodelogi pedagogi para guru. Haloo!?? "Sekolah Terbaik di Indonesia" tapi anda masih mempertanyakan kualitas pengajarnya???? Terima lah bahwa tidak selamanya anak anda mendapat nilai sempurna. Terima lah bahwa diatas langit masih ada langit. Penulis mengecam keras penyesuaian standar dan pengajaran di MAN Insan Cendekia Serpong. Jangan sekali-kali mengubah metode 28 tahun yang berhasil karena cuitan beberapa orang saja. 

 

Intervensi-intervensi ini tidak seharusnya terjadi. Komite dan A30 harus belajar bagaimana cara menghargai tradisi dan metode yang sudah ada. Mereka harus belajar bagaimana cara memahami proses dan menerimanya. Nevertheless, MAN IC Serpong adalah sekolah yang luar biasa (bukan sekolah luar biasa, ya). Percayalah padanya. Percayalah pada pengajar pengajarnya. Percayalah pada tenaga kerjanya. Jika kalian tidak percaya, kalian tidak akan menyekolahkan anak-anak ber-IQ 120 anda di sini, bukan? percayalah, kita semua ingin yang terbaik. Semua orang memiliki caranya, maka hargai cara mereka. Kalian boleh memberikan saran (saran ya, bukan paksaan), namun tetap perhatikan adab.

 

Perubahan tidak bisa dihindari. Perubahan adalah sesuatu yang terus terjadi. Namun perubahan harus selaras dengan tradisi.

Reply
Posts: 0
(@pembelakebenaran)
New Member
Joined: 1 detik ago

https://drive.google.com/drive/folders/1C7A6ofrQVGl6JJizjyfUp_5QaswIrRgT

#BUKTI 

minimal sadar diri dulu sebelum ngeval sekolah yang udah 28 tahun berdiri

Reply
Page 2 / 4

Leave a reply

Author Name

Author Email

Title *

Maximum allowed file size is 10MB

Preview 0 Revisions Saved