Jelang pelaksanaan Sumatif Akhir Semester (SAS) Semester Ganjil 2024-2025, tim keasramaan Madrasah melakukan uji coba pembelajaran mandiri bagi siswa putra di Gedung B (Gedung Pendidikan) dan perluasan penggunaan Center of Student Activity (CSA) bagi siswa putri sebagai upaya menyediakan fasilitas yang lebih efektif bagi para siswa/i-nya mempersiapkan SAS.
Dengan diberlakukannya uji coba ini, muncul beberapa opini, baik pro maupun kontra. Sebagian merasa siswa putra lebih diuntungkan dengan adanya uji coba ini, karena lingkungan GP yang dipandang lebih mendukung untuk pembelajaran. Sebaliknya, siswa putri tidak terlalu merasa diuntungkan karena perluasan penggunaan CSA lantai 1 dan 2 dianggap tidak menambahkan efektifitas pembelajaran.
Lantas, apakah uji coba ini harus tetap menjadi uji coba, atau ditetapkan sebagai sebuah kebijakan? Utarakan pendapat kalian!
ribet ah
Solusi yang terbaik menurutku adalah dengan dibebaskannya lokasi belajar tiap orang, dengan CSA tetap dibagi Ikhwan dan AKhwat. Alhasil, kepadatan di CSA berkurang, dan internet lebih lancar. Sesimpel itu bukan?
klo dibebaskan blajar dimana pas malam sambil ngebawa device, emg si bakal mudah banget, gaperlu padet" an di csa, tpi ya..pengawasan sekolah bakal kurang dan dikhawatirkan terjadi "something" yang ga diinginin.
Nggak ngerasa perubahan signifikan kalau dari sisi akhwat, jadi gabisa kasih testi positif juga dari kebijakan ini. Harusnya kalau mau beneran ngepush buat fokus belajar di malam hari full ya buka aja GP tiga lantai kayak sekolah biasa, duduk per kelas.